Rabu, Desember 10

awalnya

Saat aku KKM Juli-Agustus lalu aku mendapatkan semua-tugas, keluarga, sahabat, dan juga cinta (he..he.. cinta dari mereka semua. Karena mereka sangat menyayangi dan juga mencintaiku). Waktu yang di beri seakan gak cukup buat aku. Karena banyak hal yang belum aku lakukan dan aku dapatkan. Aku belum mengamalkan ilmu yang aku dapatkan selama di bangku kuliah dan juga di organisasi.

Di hari pertama Kami harus bekerja keras untuk mendapatkan warga desa yang masih buta aksara di bantu aparat desa. Sesuai program Fakultas, pemberantasan buta aksara yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kalbar. That’s why kedatangan aku dan teman-teman yang semula sangat asing menjadi begitu akrab dengan warga di Teluk Batang Kota-desa aku KKN. Aku hampir mengenal semua daerah di sini termasuk juga warga desa. Bisa jadi juga karna sikapku yang kadang sok kenal.

Di minggu kedua aku udah mulai ngajar. Aku dapat jatah di Dusun Karya Makmur. WB (warga belajar) aku ada 10 orang. Semuanya perempuan yang sudah berumah tangga. Eits, ada seorang yang belum nikah, Mak Uning. Aku akan menuliskannya nanti. Mereka adalah Mak Enda, Mak Oteh, Mak Yang, Mak Uning, Mak Yong, Mak Sapah, Mak Predah, Bu Ani, Mak Unggal dan kak .

Aku mengajar tiga kali seminggu - tak jarang pula empat kali seminggu. Tempat kami belajar di rumah Mak Enda. Tepatnya di ruang tamu. Setiap hari sebelum memulai pelajaran aku dan para Mak mengobrol dengan topic bervariasi. Tapi lebih suka jadi pendengar. Hanya sesekali menyelipkan sebuah gurauan. Aku masih sulit memahami bahasa yang mereka gunakan. Bahasa melayu Teluk Batang yang sedikit banyak mirip dengan Bahasa Melayu Ketapang.

Sambil menunggu yang lain, aku memasangkan papan tulis. Terbuat dari karton yang di bungkus plastih putih. Jadi bisa di pake berkali-kali. Kegiatan belajar di mulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar