Sabtu, Februari 21

Era

Namaku Era. Nama pemberian ibuku. Kata ayah Era berarti zaman. Ibu berharap kelak aku bias menjadi pelopor zaman. Pelopor seperti apa aku pun tak tahu. Karena Tuhan tak pernah memberi kesempatan pada ibu untuk menjelaskan semua ini padaku.

Aku remaja awal yang sekolah disalah satu SMA swasta di kota kelahiranku. Sudah dua hari ini, aku tak masuk sekolah. Rasa malas melumpuhkan semangatku. Kesialanku bertambah saat tak ada seorangpun peduli apa lagi memahami aku. Semua justru meyudutkan posisiku yang memang salah.

Seperti siang itu. Di ruangan guru, saat surya begitu tajam sinarnya. Tubuhku yang penuh keringat. Di hadapan dewan guru, aku dipojokkan oleh orang yang selama ini aku kagumi.
“Aku hanya ingin kalian tahu, dan aku butuh sedikit waktu” jerit hatiku yang tak pernah dengar jika aku tak mengungkapkannya.

Sudah pasti semua mata tertuju padaku. Aku tertunduk lemah dan malu yang menyergapku. Wajahku merona. Bukan cemburu. Tapi malu tak tertahankan.
Pak Heru mengacak rambut keriwilku. Dengan senyum ejek. Dengan suara yang lantang. “Hari Sabtu kau tak sekolah?” tanyanya seolah tak tau. “Sudah dua Sabtu inikan? Sengaja menghindar dari pelajaran saya? Mau jadi apa kamu?”

Aku semakin perih. Sadarkah ia bahwa banyak orang gagal di bangku akademik tapi ia berhasil membuktikan bahwa ia mampu bersaing di dunia luar yang lebih tajam dari bangku ini.

Setelah puas ia membiarkan aku kembali ke kelas. Aku segera berburu kekelas XI IS 2. Kuhempaskan tubuhku di atas kursi kayu di kelasku. Aku terpaku. Tatapan mataku kosong ke bawah meja. Kucabik-cabik rambut keriwil ku yang sedari tadi sudah berantakan. Membuatnya semakin berantakan.
“Tuhan…” teriakku dalam hati.

Ku tegakan kepalaku. Kutatap seisi kelas. Semua wajah sahabatku terlihat bahagia. Tertawa, bercanda, ngobrol dan ada juga yang asyik memainkan telepon genggamnya.
Bersambung…

Siang ini mata pelajaran bahasa inggris. Guruku tak datang. Karena ada sesuatu alasan yang hanya para gurulah yang tau. Seorang guru masuk kelasku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar